Koruptor di Jepang Lebih Pilih Bunuh diri Walau Hukumannya Ringan, Ini Alasannya!

Penduduk Jepang dikenal dengan kedisiplinannya dan punya rasa malu tinggi. Meskipun Jepang adalah negara yang sangat maju dan penduduknya sangat disiplin, tapi bukan berarti Jepang bebas dari korupsi.

Sama halnya dengan Indonesia, kasus penyalahgunaan keuangan di kalangan pejabat Jepang juga marak terjadi. Ditambah lagi Jepang tidak memiliki lembaga seperti KPK untuk menangani para koruptor. Bahkan hukuman untuk para koruptor di Jepang juga tidak berat.


Namun bukan berarti koruptor di Jepang bisa bebas berkeliaran seenaknya seperti jalan-jalan ke mal. Tetap ada hukuman yang berlaku bagi pelaku korupsi.

Tidak seperti China yang menghukum mati para koruptor, di Jepang tikus-tikus berdasi akan dihukum penjara dan diberikan sanksi sosial yang sangat berat.

Biasanya koruptor di Negeri Matahari Terbit itu akan dihukum paling lama 7 tahun. Namun justru hukuman terberatnya yaitu ketika sudah keluar dari penjara.

Ketika seorang mantan terpidana koruptor keluar penjara, masyarakat akan melihatnya seperti orang asing dan orang yang tidak punya rasa malu. Dia akan diacuhkan dan dicampakan, bahkan oleh keluarganya sendiri.

Karena hal tersebut, banyak koruptor yang merasa terbebani hidupnya setelah keluar dari penjara. Dia merasa dirinya seperti sampah yang layak dibuang masyarakat.

Pilih mati pelan-pelan atau bunuh diri

Menurut kesaksian warga Indonesia yang pernah bekerja di Jepang, yang tak disebutkan namanya, mengatakan kalau koruptor di sana diberikan dua pilihan, yaitu mati pelan-pelan atau pilih bunuh diri.

Hukuman mati pelan-pelan berarti si koruptor bebas berkeliaran tapi dia akan mendapatkan sanksi rasa malu yang amat hebat. Mereka akan diacuhkan dan dicampakan oleh masyarakat seperti sampah.

Koruptor merasa hidupnya sendirian dan tidak ada lagi yang mau menerimanya. Hingga akhirnya ia harus menanggung beban hidup yang amat berat sampai membuatnya ingin melakukan bunuh diri.

Daripada harus menanggung malu yang amat berat, para koruptor memilih bunuh diri saja. Ada yang gantung diri, menelan racun atau lompat dari apartemen.

Karena hal tersebut, para pejabat di Jepang harus berpikir seribu kali sebelum melakukan korupsi jika hidupnya tidak ingin berakhir mengenaskan.

Atau tidak, ketika pejabat negara atau lembaga lainnya sampai terjerat kasus korupsi, dia akan mengundurkan diri dan meminta maaf langsung di depan masyarakat karena malu. Mereka tidak akan membuat drama yang berbelit-belit.

Lain lagi dengan koruptor di Indonesia, jangankan merasa malu, mereka malah senyum-senyum saja di depan kamera meski sudah mencuri uang rakyat. Koruptor negeri 62 gitu lho!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel