Sungguh Miris, Keluarga ini Tinggal di Gubuk yang Mirip Seperti Kandang Ayam, Bertahan Hidup dengan Cari Pakis dan Ubi di Hutan
Tak akan pernah ada kata ‘habis’ untuk membahas persoalan warga miskin di Tanah Air, mengingat Indonesia masuk dalam daftar penduduk miskin terbanyak di Asia Tenggara yang bersaing dengan beberapa negara tetangga seperti Kamboja, Myanmar dan Filipina.
Ya, seperti baru-baru ini, kisah satu keluarga miskin yang terpaksa tinggal di gubuk seadanya di Jalan Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.
Gubuk yang dihuni oleh Lena, suaminya beserta keempat anaknya ini bahkan mirip seperti kandang ayam. Dimana seluruh dindingnya ditutupi dengan seng bekas milik warga. Sementara untuk tempat tidur, keluarga asal Kota Pontianak, Kalimantan Barat ini memanfaatkan dudukan kayu yang mereka buat memanjang.
Penderitaan mereka pun akan bertambah bila hujan turun. Masing-masing mereka harus mencari posisi terbaik untuk tidur agar tidak terkena air hujan.
Sedangkan untuk makan sehari-hari, Lena mengandalkan penghasilan dari penjualan sayur pakis dan ubi yang ia ambil di hutan.
Suaminya bekerja serabutan untuk menambah pemasokan mereka. Meski demikian, pasangan suami istri ini masih belum mampu mengeluarkan biaya sekolah untuk anak pertama dan keduanya, yang berusia 15 tahun dan 14 tahun.
Anak sulungnya bahkan sudah tak menjamah bangku pendidikan sejak dua tahun lalu, seperti dilansir Kompas.com.
Kehidupan keluarga miskin ini telah mendapat perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, dan akan segera diberikan bantuan, khususnya pendidikan bagi kedua anaknya. Karena sejak lama Pemkot Pontianak memiliki program yang mengatur tidak boleh ditemukan anak putus sekolah karena keterbatasan biaya
Ya, seperti baru-baru ini, kisah satu keluarga miskin yang terpaksa tinggal di gubuk seadanya di Jalan Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.
Gubuk yang dihuni oleh Lena, suaminya beserta keempat anaknya ini bahkan mirip seperti kandang ayam. Dimana seluruh dindingnya ditutupi dengan seng bekas milik warga. Sementara untuk tempat tidur, keluarga asal Kota Pontianak, Kalimantan Barat ini memanfaatkan dudukan kayu yang mereka buat memanjang.
Penderitaan mereka pun akan bertambah bila hujan turun. Masing-masing mereka harus mencari posisi terbaik untuk tidur agar tidak terkena air hujan.
Sedangkan untuk makan sehari-hari, Lena mengandalkan penghasilan dari penjualan sayur pakis dan ubi yang ia ambil di hutan.
Suaminya bekerja serabutan untuk menambah pemasokan mereka. Meski demikian, pasangan suami istri ini masih belum mampu mengeluarkan biaya sekolah untuk anak pertama dan keduanya, yang berusia 15 tahun dan 14 tahun.
Anak sulungnya bahkan sudah tak menjamah bangku pendidikan sejak dua tahun lalu, seperti dilansir Kompas.com.
Kehidupan keluarga miskin ini telah mendapat perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, dan akan segera diberikan bantuan, khususnya pendidikan bagi kedua anaknya. Karena sejak lama Pemkot Pontianak memiliki program yang mengatur tidak boleh ditemukan anak putus sekolah karena keterbatasan biaya