Raih Medali Emas di Lomba Karya Ilmiah Internasional, 2 Siswi PalangkaRaya Temukan Obat Kanker Payudara

Baru-baru ini publik dihebohkan oleh prestasi 2 siswi yang sukses meneliti herba tradisional Suku Dayak untuk obati kanker payudara.  temuan Aysa dan Anggina berasal dari akar Bajakah, tanaman khas Kalimantan Tengah. Awalnya kedua siswi tersebut meneliti tanaman itu untuk kebutuhan ekstrakurikuler.

Kedua remaja yang bersekolah di SMAN 2 Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini bernama Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri. Mereka sukses memperkenalkan obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit tumor ganas, yaitu kanker payudara, di kompetisi internasional.

Untuk menguji kebenaran khasiat akar bajakah, Aysa dan Anggina mengirim sampel akar tanaman bajakah ke Lab ULM, Banjarmasin.


Hasilnya, tanaman tersebut mengandung zat-zat yang dipercaya bisa membunuh sel-sel kanker payudara, seperti zat saponin, alkoloid, steroid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan fenolik.

Karena belum memiliki alat memadai, dua siswi itu menyulap akar Bajakah menjadi bubuk dengan cara dikeringkan lebih dulu, lalu dihaluskan pakai blender atau alat tumbuk manual.

Untuk mengonsumsinya, bubuk tadi tinggal diseduh pakai air, dengan takaran satu gram bubuk dilarutkan ke 500 mililiter air. Mereka juga telah melakukan uji coba ke tikus putih. Setelah diberi ramuan itu selama dua pekan, sel tumor yang ada di tubuh tikus tersebut menghilang

Seperti dilansir dari detikHealth, dua putri dari tanah Dayak tersebut mengikuti lomba Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Universitas Pendidikan Bandung (UPI). Setelah lolos menjadi salah satu pemenang di perlombaan YNSF, keduanya dikirim sebagai perwakilan dari Indonesia untuk mengikuti World Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan pada 25-27 Juli 2019 lalu.

Mereka pun berhasil meraih Gold Medals dalam ajang WICO melalui obat kanker yang dihasilkan dari tanaman alami. Tamanan yang mereka perkenalkan berasal dari Akar Bajakah Tunggal yang berasal dari tanah Kalimantan Tengah.

Kendati berita ini tersiar, baik Aysa maupun Anggina masih belum berkenan untuk diwawancara. Demikian juga dengan guru pembimbing mereka, Helita yang mengaku belum memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan seputar prestasi kedua siswi bimbingannya tersebut.

"Maaf, untuk sementara ini kami lagi padat, Mbak," kata Helita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel