Viral Fenomena Pria berhijab dan bercadar Alias Crosshijaber yang Resahkan Kaum Wanita!
Ranah media sosial digemparkan mengenai komunitas crosshijaber. Crosshijaber adalah pria yang berpenampilan menggunakan hijab, bahkan bergaya ala hijab syar'i lengkap dengan cadar.
Istilah crosshijaber diambil dari crossdressing, di mana pria mengenakan gaun wanita dan tampil dengan makeup. Crosshijaber jadi sensasi setelah akun Twitter @lnfinityslut mengunggah thread tentang keberadaan komunitas tersebut.
Crosshijaber bahkan memiliki komunitasnya di Facebook dan Instagram, bahkan ada hashtag-nya sendiri. Dari tangkapan layar Insta story, terpampang wajah pria yang mengenakan pakaian gamis, hijab panjang dan ada yang memakai cadar.
Diungkapkan bahwa laki-laki yang tampil dengan hijab syar'i ini bahkan berani masuk ke tempat yang semestinya hanya dimasuki wanita, seperti toilet. Mereka bahkan tidak ragu berada di masjid.
Istilah crosshijaber sendiri diambil dari kata crossdressing yakni aksi mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan jenis kelamin bawaan dari lahir.
Perilaku yang juga dikenal dengan sebutan trasvestisisme ini sering kali dianggap sebagai suatu penyimpangan karena disalahpahami sebagai penyakit seksual. Namun, pada beberapa masa crossdressing merupakan bagian dari kebudayaan tertentu.
Istilah crossdressing ini tak sama dengan kondisi transgender. Seseorang yang melakukan crossdressing ini pun dapat memiliki tujuan beragam dari sebagai penyamaran hingga sebagai hiburan atau ekspresi diri.
Menilik dari berbagai respon warganet, banyak yang tidak menyukai fenomena ini. Ada yang mengatakan kalau mereka menebar teror karena dengan sengaja masuk ke tempat-tempat khusus perempuan. Ada juga yang menduga kalau inia dalah tanda-tanda kiamat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai fenomena ini menyimpang.
"Jelas menyimpang, dan itu bisa jadi memang laki-lakinya, ya kayak seperti seorang laki-laki yang menyerupai perempuan, kan seperti itu menyimpang. Yang benar, si laki-laki itu harus ditegaskan dalam sebuah lingkungan sosial untuk tetap dia menjadi dan mengembangkan jiwa kelelakiannya. Jangan dibiarkan dia mengembangkan jiwa keperempuanannya," ujar Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, Masduki Baidlowi, saat dimintai tanggapan, Minggu (13/10/2019).
Istilah crosshijaber diambil dari crossdressing, di mana pria mengenakan gaun wanita dan tampil dengan makeup. Crosshijaber jadi sensasi setelah akun Twitter @lnfinityslut mengunggah thread tentang keberadaan komunitas tersebut.
Crosshijaber bahkan memiliki komunitasnya di Facebook dan Instagram, bahkan ada hashtag-nya sendiri. Dari tangkapan layar Insta story, terpampang wajah pria yang mengenakan pakaian gamis, hijab panjang dan ada yang memakai cadar.
Diungkapkan bahwa laki-laki yang tampil dengan hijab syar'i ini bahkan berani masuk ke tempat yang semestinya hanya dimasuki wanita, seperti toilet. Mereka bahkan tidak ragu berada di masjid.
Istilah crosshijaber sendiri diambil dari kata crossdressing yakni aksi mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan jenis kelamin bawaan dari lahir.
Perilaku yang juga dikenal dengan sebutan trasvestisisme ini sering kali dianggap sebagai suatu penyimpangan karena disalahpahami sebagai penyakit seksual. Namun, pada beberapa masa crossdressing merupakan bagian dari kebudayaan tertentu.
Istilah crossdressing ini tak sama dengan kondisi transgender. Seseorang yang melakukan crossdressing ini pun dapat memiliki tujuan beragam dari sebagai penyamaran hingga sebagai hiburan atau ekspresi diri.
Menilik dari berbagai respon warganet, banyak yang tidak menyukai fenomena ini. Ada yang mengatakan kalau mereka menebar teror karena dengan sengaja masuk ke tempat-tempat khusus perempuan. Ada juga yang menduga kalau inia dalah tanda-tanda kiamat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai fenomena ini menyimpang.
"Jelas menyimpang, dan itu bisa jadi memang laki-lakinya, ya kayak seperti seorang laki-laki yang menyerupai perempuan, kan seperti itu menyimpang. Yang benar, si laki-laki itu harus ditegaskan dalam sebuah lingkungan sosial untuk tetap dia menjadi dan mengembangkan jiwa kelelakiannya. Jangan dibiarkan dia mengembangkan jiwa keperempuanannya," ujar Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, Masduki Baidlowi, saat dimintai tanggapan, Minggu (13/10/2019).